Kamis, 09 Juni 2011

Apron

Holding Apron
Apron untuk Holding atau juga disebut “RUN-UP” atau juga “WARM-UP” (pemanasan) diperlukan pada lokasi yang sangat dekat dekat ujung landasan, bagi pesawat bermesin piston untuk melakukan Check akhir, sesaat sebelum lepas landas, bagi pesawat tipe lain untuk menunggu perintah PLLU Start lepas landas.
Apron ini dibuat cukup luas sehingga bila pesawat dianggap tidak bisa melakukan proses lepas landas disebabkan oleh apa saja, pesawat lain yang antri untuk lepas landas, menyalipnya.
Pada landasan tanpa holding apron, pesawat yang tidak bisa berproses lepas landas tadi harus disingkirkan dengan berjalan masuk ke landasan, meluncur ke luas melalui exit taxieay untuk memberi kesempatan pesawat yang antri, masuk landasan dan start lepas landas. Prosedur masuk ini memakan waktu lama dan barang tertentu mengurangi kapasitas landasan.
Holding apron dirancang untuk melayani dua sampai empat pesawat dan cukup ruang bagi pesawat satu menyalip pesawat lain.
Seberapa luas holding apron untuk pesawat antri dan pesawat menyalip cukup bebes tergantung ukuran dari pesawat yang akan dilayani.
Cara yang sederhana dalam menentukan luas apron dengan melalui pesawat model dengan skala tertentu.
Pesawat antri bisa melakukan manuver dan cukup lapang untuk menyalip. Bila mungkin holding apron ditempatkan sehingga pesawat berangkat dapat masuk ujung landasan untuk start dengan sudut kurang dari 900, serta pesawat tadi dapat masuk ke landasan sedekat mungkin.
Pesawat yang sedang holding ditempatkan sedemikian hingga blastnya tidak memancar kejalur penyalipan, sehingga jalur ini bisa selalu aman uantuk lalu pesawat lain.
Di beberapa lapangan terbang sibuk, volume lalu lintas pada jam puncak melebihi kapasitas holding apronnya, menghasilkan pesawat antri di taxiway menunggu giliran Start lepas landas, dengan adanya holding apron, satu pesawat dapat menyalip pesawat lain.

Holding Bay
Apron yang tidak luas, berlokasi dilapangan terbang untuk parkir pesawat sementara.
Di beberapa lapangan terbang jumlah gate (baca Robert Horojef – Planning dan Desing Of Air Port Bab Lima) yang di sediakan mungkin tidak cukup untuk melayani pesawat yang datang, pada saat jam-jam sibuk. Dalam hal demikian PLLU menentukan pesawat untuk parkir holding bay dan tinggal di situ sementara smpai ada gate kosong.
Holding bay tidak diperlukan bila kapasitas sebanding dengan permintaan, namun fluktuasi permintaan dimasa depan sangat sulit diramalkan, sehingga fasilitas untuk parkir sementara masih tetap diperlukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar